- Phone: (031) 849 5566
- WA: +6282140060234
- Email: [email protected]
- Hours: Mon-Fri, 8am - 5pm
Kamu Juga Penting: Menguatkan Batas Diri Tanpa Rasa Bersalah
Mengenal Batas Diri (Personal Boundaries) dan Cara Menjaganya
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita sulit berkata “tidak”, merasa tidak enak menolak permintaan orang lain, atau rela mengorbankan kenyamanan demi menyenangkan orang di sekitar. Tanpa disadari, hal ini bisa menjadi tanda bahwa batas diri atau personal boundaries kita sedang kabur atau bahkan tidak ada.
Padahal, mengenal dan menjaga personal boundaries adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental, harga diri, dan relasi yang sehat dengan orang lain.
Apa Itu Personal Boundaries?
Personal boundaries adalah batasan emosional, fisik, mental, dan sosial yang kita buat untuk melindungi diri sendiri dari perilaku orang lain yang melampaui kenyamanan atau nilai pribadi kita.
Menurut psikolog klinis Dr. Henry Cloud dan Dr. John Townsend (penulis buku Boundaries), personal boundaries adalah garis imajiner yang memisahkan tanggung jawab kita dengan tanggung jawab orang lain—baik secara emosional maupun praktis.
Dengan memiliki batas diri yang sehat, kita tahu:
Apa yang bisa dan tidak bisa kita toleransi
Apa yang menjadi tanggung jawab kita, dan mana yang bukan
Kapan harus berkata “tidak” tanpa merasa bersalah
Jenis-Jenis Batas Diri
Batas Fisik
Menyangkut ruang pribadi, sentuhan, dan kebutuhan istirahat. Contoh: tidak nyaman disentuh oleh orang asing atau butuh waktu sendiri setelah beraktivitas sosial.Batas Emosional
Berkaitan dengan hak kita untuk merasakan dan mengelola emosi sendiri tanpa dikendalikan atau ditentukan oleh orang lain.Batas Waktu
Tentang bagaimana kita mengalokasikan waktu dan tidak merasa wajib selalu tersedia.Batas Mental
Melibatkan kebebasan untuk memiliki opini, nilai, dan keyakinan sendiri.Batas Material
Berhubungan dengan harta benda dan sejauh mana kita merasa nyaman berbagi atau meminjamkan barang kepada orang lain.
Tanda-Tanda Batas Diri Kita Dilanggar
Merasa terpaksa mengatakan “ya” padahal ingin menolak
Merasa kesal atau lelah setelah berinteraksi dengan seseorang
Menghindari konfrontasi karena takut merusak hubungan
Merasa dimanipulasi, dimanfaatkan, atau diabaikan
Jika hal-hal di atas sering terjadi, bisa jadi saatnya untuk mengevaluasi dan membangun kembali personal boundaries yang sehat.
Mengapa Menjaga Batas Diri Itu Penting?
Menjaga batas bukan berarti egois atau menolak hubungan sosial. Justru sebaliknya, batas yang sehat memungkinkan hubungan yang lebih jujur, saling menghargai, dan tidak saling melukai.
Menurut Dr. Brené Brown, pakar riset kerentanan dan empati, orang yang memiliki batas diri yang kuat justru cenderung lebih penuh kasih dan empatik. Kenapa? Karena mereka tidak merasa terpaksa atau terbebani dalam berinteraksi.
Cara Menjaga Batas Diri dengan Sehat
Kenali Nilai dan Kebutuhan Diri
Luangkan waktu untuk memahami apa yang penting bagi dirimu dan apa yang membuatmu merasa tidak nyaman.Belajar Berkata “Tidak” dengan Tegas tapi Sopan
“Tidak” adalah kalimat yang lengkap. Kamu tidak selalu perlu memberikan alasan panjang saat menolak suatu hal.Gunakan Komunikasi Asertif
Asertif bukan agresif. Kamu bisa menyampaikan perasaan atau keberatan dengan jelas dan tetap menghormati lawan bicara.Tetap Konsisten
Orang akan menguji batasmu. Semakin konsisten kamu menjaganya, semakin mereka akan menghormatinya.Berani Menghadapi Ketidaknyamanan Sementara
Menjaga batas diri kadang terasa tidak enak di awal. Namun, ini investasi untuk relasi yang lebih sehat di masa depan.
Contoh Kalimat Menjaga Batas Diri
“Terima kasih sudah mengundang, tapi aku butuh waktu untuk diriku sendiri hari ini.”
“Aku menghargai pendapatmu, tapi aku punya pandangan berbeda.”
“Aku nggak nyaman membahas topik ini. Bisa kita ganti topik?”
“Aku tidak bisa membantu sekarang, mungkin lain waktu ya.”
Penutup
Menjaga batas diri adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Ini bukan tentang menjauh dari orang lain, tetapi tentang membuat ruang aman agar kita bisa hadir dalam hubungan secara utuh dan sehat.
Dengan mengenal dan menghormati batas diri, kita sedang melindungi energi, martabat, dan kesehatan mental kita—tanpa harus merasa bersalah. Karena pada akhirnya, hubungan yang sehat selalu dimulai dari hubungan yang sehat dengan diri sendiri.
—