Karir Mentok? Kenali Fenomena Kejenuhan Karir dan Career Plateau

Ilustrasi kejenuhan karir atau career plateau saat jalur pengembangan karir terasa mentok

Kejenuhan karir dan career plateau tidak selalu muncul karena kegagalan pribadi, melainkan karena kesempatan terbatas, struktur organisasi, atau perubahan prioritas hidup seseorang.

Apa Itu Kejenuhan Karir?

Dalam perjalanan karir, tidak semua orang bisa terus naik ke posisi yang lebih tinggi. Struktur organisasi yang berbentuk piramida membuat jumlah posisi manajerial semakin sedikit di puncak. Kondisi ini sering menimbulkan rasa jenuh, apalagi bagi mereka yang sudah lama berada di posisi yang sama. Kaswan (2014) menyebut bahwa kejenuhan karir terjadi ketika seseorang tidak lagi dapat naik dalam organisasi, meskipun performanya baik.

Membedakan Kejenuhan Karir dengan Career Plateau

Kejenuhan Karir dengan Career Plateau sering dianggap sama, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda namun saling berkaitan. Kejenuhan karir lebih mengarah pada kondisi psikologis ketika seseorang merasa bosan, kehilangan motivasi, atau tidak lagi menemukan tantangan dalam pekerjaannya. Sementara itu, career plateau adalah kondisi objektif dalam karir ketika peluang promosi atau peningkatan posisi menjadi sangat kecil karena faktor struktural organisasi atau terbatasnya jabatan yang tersedia. Meskipun berbeda, career plateau sering menjadi salah satu penyebab munculnya kejenuhan karir, karena karyawan merasa “mentok” dalam perjalanan karirnya. Namun, kejenuhan karir juga bisa muncul meski peluang promosi masih ada, misalnya akibat rutinitas yang monoton atau kurangnya variasi pekerjaan.

Career Plateau: Karir Tanpa Kemajuan

Werner dan DeSimone (2006) mendefinisikan career plateau sebagai titik dalam karir di mana kemungkinan untuk mendapatkan promosi hierarkis sangat rendah. Fenomena ini bisa terasa traumatis bagi karyawan yang haus akan pertumbuhan. Rasa frustasi, stres, bahkan perasaan gagal kerap muncul ketika karir terasa “stagnan”.

Namun, career plateau tidak selalu membawa dampak negatif. Beberapa karyawan justru merasa cukup dengan posisinya sekarang, tanpa menginginkan tanggung jawab tambahan. Dalam kondisi ini, career plateau bisa menjadi fase refleksi, transisi, atau waktu untuk mengevaluasi kembali tujuan karir.

Dampak Negatif Career Plateau

Career plateau bisa berubah menjadi disfungsional jika karyawan merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak memberi ruang berkembang. Rasa stagnasi tersebut dapat menurunkan motivasi kerja, meningkatkan tingkat ketidakhadiran, hingga menurunkan performa. Penelitian lain dari Burke (2015) juga menunjukkan bahwa career plateau yang tidak ditangani dapat memicu burnout serta menurunkan kepuasan kerja.

Baca Juga : Yuk, Kelola Stresmu!

Cara Menghadapi Kejenuhan Karir

Menghadapi kejenuhan karir dan career plateau membutuhkan kesadaran serta strategi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Mencari peluang pengembangan diri seperti pelatihan, kursus, atau sertifikasi.

  • Membangun jejaring profesional untuk membuka kesempatan baru.

  • Melakukan refleksi karir dengan mengevaluasi kembali tujuan jangka panjang.

  • Mencari variasi tugas agar pekerjaan terasa lebih menantang.

Dengan pendekatan yang tepat, kejenuhan karir bisa diubah menjadi momentum untuk menemukan arah baru. Career plateau bukan akhir perjalanan, melainkan titik untuk tumbuh dengan cara berbeda.

Referensi:

  • Kaswan. (2014). Career Development (Pengembangan Karir Untuk Mencapai Kesuksesan dan Kepuasan).
  • Werner, J.M., & DeSimone, R.L. (2006). Human Resource Development.
  • Greenhaus, J.H., Callanan, G.A., & Godshalk, V.M. (2010). Career Management.
  • Burke, R. (2015). Career Plateau and Work Outcomes.
  • Tremblay, M., & Roger, A. (2004). Career Plateau and Employee Reactions.
Tombol WhatsApp - Hubungi Kami